IKN, KALTIM | PENAREALITA.COM – Panitia dan dewan juri Nusantara Short Film Festival 2025 secara resmi mengumumkan para pemenang dalam malam penutupan Nusantara Cultural Festival yang digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Minggu (1/6/2025) malam.
Pemenang Kategori Dokumenter dan Fiksi
Untuk kategori Film Dokumenter, berikut para pemenangnya:
• Juara 1: Cahaya Nusantara – Balikpapan Teras Karya
• Juara 2: Kota Ibu – Studio Gama Balikpapan
• Juara 3: Langkah Kecil di Kota Besar – SMPN 27 Sepaku, Penajam Paser Utara
•
Sementara di kategori Film Fiksi:
• Juara 1: Nusaraya – Afgan Amboina, Ambon (Maluku Utara)
• Juara 2: Wathek (Karakter) – Yayasan Desa Sinema Kepunduhan, Tegal, Jawa Tengah
• Juara 3: Tubuh Menari, Tanah Mengingat – Nusantara Entertainment Production, Penajam Paser Utara
•
Panitia juga mengumumkan Film Favorit Pilihan Penonton untuk masing-masing kategori, yaitu:
• Anang – Produksi Kelompok Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) IKN
• Perahu Kecil
•
Setiap pemenang utama berhak atas hadiah uang tunai sebesar:
• Rp15 juta untuk juara pertama
• Rp11 juta untuk juara kedua
• Rp7,5 juta untuk juara ketiga
•
Penyerahan hadiah dilakukan oleh Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN, H. Alimuddin, didampingi Anggota DPD RI asal Kaltim, Yulianus Henock Sumual, serta sejumlah pejabat Otorita IKN lainnya.
Apresiasi Bagi Sineas Muda Indonesia
Nusantara Short Film Festival merupakan ajang apresiasi bagi sineas muda yang diselenggarakan oleh Produksi Film Negara (PFN) bekerja sama dengan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Deputi OIKN H. Alimuddin menyampaikan bahwa tahun ini ada 27 film yang berhasil dikurasi dari 44 peserta yang mendaftar dari berbagai daerah di Indonesia.
“Saya berharap karya-karya ini bisa menjadi media efektif untuk memperkuat eksistensi Ibu Kota Nusantara,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Produksi PFN, Christo Putra Arif, yang juga menjadi salah satu juri, menambahkan bahwa festival ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga ruang ekspresi dan perayaan jati diri bangsa.
“Tema festival tahun ini, ‘Kita Adalah Nusantara, Nusantara Adalah Kita’, menunjukkan bahwa identitas budaya bukan hanya warisan, melainkan tanggung jawab untuk terus dirawat dan dikembangkan, salah satunya melalui karya audio-visual,” jelasnya.
Kisah di Balik Para Juara
Salah satu sorotan utama datang dari film dokumenter Cahaya Nusantara, disutradarai Aqila Nayyara Zakee Anwar. Film ini menggambarkan perjalanan seorang anak dalam memahami makna Generasi Emas 2045 lewat wawancara dengan guru dan tokoh adat Suku Paser Balik.
“Saya sangat bangga bisa mendapat juara satu. Semoga film ini bisa menginspirasi anak-anak muda untuk terus bermimpi dan berjuang karena ada Indonesia Emas menanti kita,” ujar Aqila, yang sebelumnya meraih juara dua tahun lalu lewat film Magical of Nusantara.
Rasa bangga juga disampaikan oleh Sumarjo, sineas asal Desa Kepunduhan, Tegal, Jawa Tengah, yang filmnya Wathek (Karakter) meraih juara dua kategori fiksi.
“Kami membuat film ini dengan peralatan seadanya, tanpa tim profesional. Tapi karena pesannya menyentuh, karya kami dihargai,” katanya.
Sementara itu, Muhamad Afga, pencipta film Nusaraya yang memenangkan kategori fiksi, menyebut bahwa karyanya terinspirasi dari semangat persatuan NKRI.
“Indonesia punya ribuan pulau, tapi tetap satu. Saya bersyukur karya ini diapresiasi dan berharap makin banyak ruang bagi sineas muda untuk berkarya,” ucapnya.
Mendorong Pertumbuhan Industri Film Lokal
Festival ini bertujuan untuk mendukung sineas muda serta memfasilitasi interaksi antara pembuat film, pengamat industri, dan penonton. Dengan adanya ruang seperti ini, diharapkan terjadi pertukaran ide yang konstruktif dan mendorong kemajuan industri film baik di tingkat lokal maupun nasional.
Reporter : Sukawati S