BOJONEGORO || Penarealita.com - Pasca mencuat ke Publik tentang pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) atau bank Sampah yang tak berfungsi selama dua tahun terakhir mengakibatkan banyak tumpukkan sampah warga yang berserakan di tepi jalan Desa, menimbulkan pemandangan kumuh dan bau tak sedap.Senin(30/12/2024)
Telusur pewarta pada tahun 2022 Pemerintah Desa menyerap anggaran APBDes untuk pembangunan Tempat bak Sampah (TPA) atau bank Sampah, namun progres tersebut terkesan lokasinya atas dasar keinginan Kepala Desa karena tidak mengedepankan musyawarah bersama masyarakat namun di gunakan untuk dua kegiatan yang berbeda pembangunan bak sampah dan pembangunan jembatan.
Suraji Kepala Desa Megale saat di konfirmasi di ruang kerjanya menjelaskan, pembangunan TPA yang menyerap anggaran 80 juta, sebelumnya direncanakan meliputi pemasangan atap bak sampah, namun adanya kendala lain, tidak dapat di laksanakan sampai tuntas, lantaran hal tersebut anggaran yang sudah di plot untuk TPA, di alihkan untuk belanja pembangunan jembatan.
“Jalan menuju lokasi TPA melewati sungai, kesulitan untuk langsir material, akhirnya di alihkan untuk membuat jembatan dahulu, pengalihan anggaran belanja yang semula untuk TPA berubah digunakan membangun jembatan, semua sudah di sepakati elemen Pemdes, baik dari perangkat desa dan BPD” jelas Suraji.
Secara detail, anggaran 80 juta di gunakan untuk membiayai pengerjaan TPA dan Jembatan.
“Intinya Kesulitan langsir material, diperlukan pembangunan jembatan dahulu, anggarannya digunakan untuk dua paket pekerjaan tersebut” tambahnya.
Sementara itu terpisah, A (inisial) salah satu dari elemen masyarakat setempat, saat di konfirmasi melalui sambungan Whatsapp menanggapi, ia menampik atas penjelasan Kades, pasalnya dalam belanja APBDes 2022 terdapat beberapa item belanja, pekerjaan pembangunan TPA ada Rekening sendiri, juga pembangunan jembatan ada rekening nya sendiri.
“Itu tidak benar mas, Jembatan ada anggaranya sendiri, kalau tidak salah sekitar 120an juta, sepertinya sengaja untuk tidak menyelesaikan TPA” ungkapnya.
Ia menambahkan Karena keterbatasan anggaran tahun itu membuat bak sampah dan rencana tahun berikutnya kontainer dan motor operasional tapi dalam perjalanannya baknya tidak di selesaikan dan kontainernya pun tidak di agendakan sampai saat ini kita sebagai bpd sudah mengingatkan dan mengajak membuat Perdes tentang lingkungan dan kades tidak merespon sama sekali,"pungkasnya.( Team/Red)