BOJONEGORO || Penarealita.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro menggelar workshop dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi kader PKK dari 28 kecamatan, sebanyak 72 orang, di Ruang Angling Dharma, gedung Pemkab Bojonegoro, Kamis (18/9/2025).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan kader PKK dalam menangani kondisi kegawatdaruratan medis.
Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati, menegaskan bahwa kondisi kegawatdaruratan medis bisa terjadi di manapun, kapanpun, dan dialami oleh siapapun.
"Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa berakibat fatal. Pertolongan cepat dan benar sangat membantu mencegah kecacatan bahkan kematian," ujarnya.
Selain itu, Ninik Susmiati juga mengingatkan pentingnya pengetahuan masyarakat dalam mencari bantuan/pertolongan yang tepat, yaitu menghubungi layanan SIAGA BRO PSC 119 atau melalui aplikasi Emergency Button Bojonegoro.
Dr. Trikarahmawati, narasumber dari PSC 119, memaparkan bahwa serangan jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Ia menjelaskan prosedur BHD yang harus dilakukan sesuai standar terbaru, meliputi:
1. Pastikan keamanan pasien, penolong, dan lingkungan.
2. Cek respon pasien
3. Aktifkan sistem gawat darurat.
4. Lakukan prosedur cek nadi dan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
5. Recovery position.
"Setiap menit tanpa BHD akan menurunkan peluang hidup korban. Karena itu, masyarakat harus tahu kapan dan bagaimana melakukan prosedur ini dengan benar," tegasnya.
Para peserta kemudian dibagi menjadi 4 kelompok dan melakukan praktek BHD dengan alat bantu manekin dengan instruktur dari Tim Siagabro PSC 119.
Lebih lanjut Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, memberikan dukungan penuh pada kegiatan ini. Ia mengingatkan bahwa kepanikan yang tidak sesuai atau pertolongan yang tidak kompeten justru bisa memperburuk keadaan.
"Kami berharap keterampilan ini tidak berhenti di pelatihan saja, tetapi bisa ditularkan kembali ke masyarakat di setiap kecamatan," pungkasnya.(Muri)