Home Nasional

Ini Para Juara Nusantara Short Film Festival di IKN

by Pena Realita - 02 Juni 2025, 21:29 WIB

Nusantara  || Penarealita.com - Panitia dan dewan juri Nusantara Short Film Festival 2025 resmi mengumumkan para pemenang dalam acara penutupan Nusantara Cultural Festival yang digelar di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Minggu (1/6/2025) malam.

Untuk kategori Dokumenter, juara 3 diraih SMPN 27 Sepaku, kabupaten Penajam Paser Utara dengan film berjudul Langkah Kecil di Kota Besar.

Juara dua diraih Studio Gama Balikpapan dengan film pendek berjudul, Kota Ibu. Sedangkan juara 1 dimenangkan film pendek berjudul ‘Cahaya Nusantara’ produksi Balikpapan Teras Karya.

Sementara untuk Kategori Film Fiksi, juara tiga dimenangkan film berjudul “Tubuh Menari, Tanah Mengingat” besutan Nusantara Entertainment Production, PPU.

Juara dua film berjudul Wathek (Karakter) produksi Yayasan Desa Sinema Kepuduhan, Tegal, Jawa Tengah.

Adapun juara 1 dimenangkan oleh rumah produksi Afgan Amboina dengan film berjudul “Nusaraya” asal Ambon, Maluku Utara.

Selain itu panitia juga mengumumkan Film Favorit pilihan penonton untuk masing-masing kategori, yakni film pendek berjudul Anang, yang diproduksi Kelompok Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) IKN dan film Perahu kecil.

Para pemenang masing-masing mendapat hadiah uang tunai Rp 15 juta untuk juara satu, 11 Juta untuk juara dua dan 7,5 juta untuk juara tiga.

Penyerahan hadiah dilakukan langsung oleh Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, H. Alimuddin, didampingi Anggota DPD RI asal Kaltim, Yulianus Henock Sumual, serta sejumlah pejabat OIKN lainnya.

Nusantara Short Film Festival merupakan ajang apresiasi bagi sineas muda Indonesia yang diselenggarakan oleh Produksi Film Negara (PFN) bekerja sama dengan Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN).

Deputi Bidang Sosial, Budaya dan pemberdayaan masyarakat Otorita IKN, H.Alimuddin mengatakan, ada 27 film yang telah dikurasi dari 44 peserta yang mendaftar dari berbagai wilayah di Inonesia.

“Saya berharap melalui karya-karya yang diciptakan dapat menjadi media yang efektif untuk memperkuat eksistensi ibu kota nusantara,” katanya.

Direktur Produksi PFN, Christo Putra Arif yang juga jadi salah satu juri menambahkan, festival film pendek ini bukan hanya lomba tetapi juga jadi ruang ekspresi sekaligus perayaan jati diri para sineas sebagai bangsa yang berkarya.

Hal ini sejalan dengan tema festival budaya nusantara tahun 2025 yaitu, “Kita Adalah Nusantara, Nusantara Adalah Kita”.

“Tema ini menunjukan bahwa identitas budaya bukan hanya warisan tetapi juga tanggungjawab yang terus dirawat dan dikembangkan, salah satunya melalui karya audio visual,” ungkapnya.

Salah satu sorotan utama festival ini adalah film dokumenter Cahaya Nusantara yang disutradarai oleh sineas muda Aqila Nayyara Zakee Anwar. Film ini mengisahkan perjalanan seorang anak dalam memahami makna "Generasi Emas 2045" melalui wawancara dengan guru dan tokoh adat Suku Paser Balik.

Film ini mendapat apresiasi karena menggambarkan harapan masa depan Indonesia yang direpresentasikan melalui Ibu Kota Nusantara.


Ia mengaku bangga bisa meraih prestasi dalam ajang festival film pendek 2025.

“Yang pasti sangat bangga bisa mendapat juara satu. Harapan saya melalui film ini bisa menginspirasi dan memotivasi generasi muda Indonesi untuk jangan takut meraih mimpi dan jangan mudah menyerah karena ada Indonesia emas yang menanti kita,” ujarnya.

Prestasi ini melengkapi keberhasilannya di tahun 2024, saat film Magical of Nusantara karyanya meraih juara dua. Film tersebut menampilkan keindahan budaya dan wisata sekitar IKN, seperti Goa Tapak Raja Sepaku, Bukit Bangkirai Samboja, dan Kedaton Kutai Kartanegara.

Kebanggan yang sama datang dari Sumarjo, sienas asal desa Kepunduhan kabupaten Tegal Jawa Tengah.

Sumarjo yang meraih Juara dua film berjudul Wathek (Karakter) mengaku produkis filmanya benar-benar amatir namun berkat pesan menyentuh dalam film lah yang membuat karyanya dihargai.

“Saya sangat bangga karena kami buat video ini tidak dibantu tim professional,” katanya.

Sementara Muhamad Afga yang meraih juara satu kategori film documenter mengaku film berjudul Nusaraya yang ia menangkan terinspirasi dari NKRI yang memiliki ribuan pulau dan luas namun tetap menyatu. Ia juga berterima kasih kepada Otorita IKN yang telah mengapresiasi karya-karya seniman muda tanah air.

“Semoga ke depan makin banyak ajang apresiasi film untuk generasi muda,” ungkap dia.

Festival ini bertujuan untuk mendukung sineas muda serta memfasilitasi interaksi antara pembuat film, pengamat industri, dan penonton. Dengan kegiatan ini, diharapkan terjadi pertukaran ide yang konstruktif dan kemajuan industri film di tingkat lokal maupun nasional.

Reporter : Sukawati S

Share :

Populer Minggu Ini