TUBAN || Penarealita.com- Kasmi (58), warga Dusun Ngindahan, Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Tuban, menjadi salah satu contoh warga miskin yang terpinggirkan dari perhatian negara. Sejak pemilihan presiden terakhir, Kasmi mengaku belum sekalipun menerima bantuan dari pemerintah.
"Saya tidak pernah dapat bantuan apa-apa sejak Pilpres kemarin. Sembako tidak, uang tunai juga tidak. Padahal saya orang kecil," ungkap Kasmi dengan wajah muram.
Kasmi hidup dalam kesederhanaan, bahkan bisa dibilang kemiskinan, namun tak masuk dalam daftar penerima manfaat program bantuan sosial.
"Sudah pernah tanya ke perangkat desa, tapi katanya belum ada data. Padahal tetangga saya ada yang dapat, meski rumahnya lebih bagus," tuturnya lirih.
Menurut keterangan Koh aksin, Rumah Kasmi berdinding batu bata yang belum dikuliti Dan beratap genteng tua yang sebagian sudah lapuk. Tidak ada fasilitas memadai. Listrik seadanya, dan ia hidup dari hasil kerja serabutan yang makin sulit didapat karena faktor usia.
Situasi ini mengundang tanya besar: Ke mana arah dan sasaran program bantuan pemerintah selama ini? Siapa yang sebenarnya dijadikan prioritas? Apakah karena alasan politik, miskin seperti Kasmi harus dibiarkan menanggung sendiri beban hidup di usia senja?
Sudah saatnya pemerintah daerah, khususnya Pemdes Guwoterus dan Dinsos Tuban, turun tangan dan melakukan validasi ulang terhadap data penerima bantuan. Jika sistem tidak bisa menjangkau orang seperti Kasmi, maka sistem itu patut dipertanyakan.
"Kita berharap pemerintah dapat memperhatikan warga miskin seperti Kasmi dan memberikan bantuan yang tepat sasaran," harap Koh Aksin (Red)