BOJONEGORO|| Penarealita.com - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar Rapat Koordinasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) untuk memperkuat peran pendamping desa dalam mendukung akselerasi pembangunan desa.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyukseskan program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) sebagai basis ketahanan pangan dan penggerak ekonomi lokal.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Bojonegoro, Machmuddin, menyampaikan bahwa Bojonegoro telah berhasil keluar dari kategori desa berkembang. Pada tahun 2023, terdapat 262 desa mandiri dan 157 desa maju. Pada tahun 2024, jumlah desa mandiri meningkat signifikan menjadi 340 desa. Sementara itu, pada tahun 2025, total desa mandiri mencapai 352 desa.

Machmuddin menekankan bahwa pendamping desa memiliki peran penting dalam mendampingi kepala desa dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan. 

"Pendamping desa adalah mitra strategis pemerintah desa yang membantu memastikan setiap program benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Prof. Zainuddin Maliki, Penasehat Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, menekankan bahwa KDMP diharapkan mampu menjadi basis ketahanan pangan dan penggerak ekonomi lokal. Ia juga menekankan pentingnya pendampingan intensif untuk mendukung koperasi desa merah putih.

"Pendamping desa harus hadir memberi dukungan, baik dalam pelatihan literasi keuangan maupun dalam penyusunan rencana bisnis," jelasnya.

Kustini, salah satu pendamping desa di Kecamatan Padangan, menjelaskan bahwa KDMP di wilayahnya telah resmi memiliki kantor dan menjalankan berbagai unit usaha. Koperasi tersebut bekerja sama dengan Pertamina untuk distribusi LPG 3 kg dan menyediakan pupuk pertanian, minyak goreng, telur, dan gula. 

"Alhamdulillah, kantor koperasi sudah berdiri dan memiliki gerai sembako, gudang pupuk, serta pusat kuliner yang dikelola bersama BUMDes," tuturnya.,( Mur )