TUBAN || Penarealita.com - Proyek revitalisasi Alun- Alun Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tuai kritikan menohok dari masyarakat terkait proses pengadaan barang dan jasa yang disinyalir tidak mengedepankan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Lokal.
Pasalnya, proyek yang dibiayai dengan uang rakyat sebanyak Rp 19 milyar itu, ternyata dikerjakan oleh Kontraktor dari Luar Kota, yakni PT Defani Energi Indonesia asal Surabaya.
Menyoal atas hal tersebut, Mukafi Makki, Anggota Legislatif Komisi I DPRD Tuban, mencurigai kompetisi dalam lelang pengadaan barang dan jasa pada LPSE (red- Layanan Pengadaan Secara Elektronik) yang dibuka oleh ULP (red- Unit Layanan Pengadaan) Pemerintah Kabupaten Tuban diduga tidak berlangsung secara fairplay alias syarat bisnis yang dimaikan oleh oknum pemangku kebijakan.
“selama ini tidak pernah dilibatkan, ibarat kata semisal ada kue, tidak pernah diajak berbagi. Siapapun yang mengikuti lelang dan penawaran, jika bukan dari bagian dari komunitas mereka (pemangku kebijakan), bukan yang mereka kehendaki, pasti akan dikalahkan, dari pada buang-buang waktu dan kebanyakan biaya Admin.” ucapnya, Minggu, 04 Agustus 2024.
Memang diakui Gus Kaffi, sapaan akrabnya, dalam tahap perencanaan secara regulasi tidak ada undangan secara khusus, namun pengumuman terkait paket pekerjaan itu dapat diakses melalui akun LPSE.
“siapa yang berani menawar, karena secara otomatis akan di kalahkan.” imbuh anggota legislatif, sekaligus ketua Asosiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Tuban.
Sementara itu, menurut Koh Aksin, aktivis Transparani Informasi Publik, wilayah Jawa Timur, proyek revitalisasi alun-alun Tuban yang digadang-gadang sebagai icon Kabupaten, merupakan potret kesenjangan sosial yang terjadi jelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke - 79.
“Dimana kaum kapitalis dari luar kota yang memiliki modal menggunung, bisa terpilih sebagai pemenang proyek unggulan Pemerintah Kabupaten Tuban. Sedangkan para kontraktor lokal yang banyak mempekerjakan warga masyarakat Tuban hanya bisa gigit jari dan menjadi penonton saja.” pungkasnya.(Iryanto/Red)